Penelitian dan Pengembangan

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

  1. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
    • GAMBARAN UMUM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DALAM KONTEKS AMAN KALIMANTAN TENGAH

Biro Litbang (Penelitian dan Pengembangan) adalah Biro “baru” yang dibuat dalam rangka penyikapan terhadap refleksi gerakan AMAN di Kalteng selama ini. Gerakan AMAN Kalteng bukan gerakan latah yang hanya meniru habis-habisan gerakan (AMAN) di tempat lain. Butuh kontekstualisasi dengan kondisi yang menjadi kenyataan lapangan. Tak ingin bergerak hanya sekedar bergerak dan ikut-ikutan. Tapi sedapat mungkin bergerak dengan pondasi kondisi dan kekuatan yang sudah ada di tingkat komunitas. Karena itulah dipilih kata “Penelitian”. Penelitian dalam hal ini bukanlah kerja-kerja orang kota nan akademis yang hanya berakhir dengan tumpukan kertas tanpa guna terkait kondisi komunitas. Tapi penelitian yang dilakukan bersama komunitas dengan tujuan menyibak kabut-kabut yang menghalangi mata gerakan dan menemukan “tenaga dalam” yang sudah dan memang ada di komunitas.  Berdasarkan penelitian tersebut yang akan mendasari kerja kerja dan  “Pengembangan” gerakan Masyarakat Adat.

Secara garis besar , Biro Litbang bertugas melaksanakan kerja-kerja terkait :

  1. UKP3 (Unit Kerja Percepatan Pemetaan Partisipatif)
  2. Ekologi-Sosial Budaya.
  3. Penelitian dan Pengembangan

Susunan Biro Litbang adalah sebagai berikut:

Tabel 11 : Susunan Staf PHW di Biro Penelitian dan Pengembangan

Jabatan Nama
Kepala Biro : Alfianus G. Rinting
Staf : 1.       Paulus A.Y.D

2.       Purnama J.U

3.       Sesilia S.Z

4.       Wahyudae N.K

5.       Yusy M.

6.       Efrein Diotamaputra

  • PEMETAAN WILAYAH ADAT
    • KONDISI AKTUAL

Per Oktober 2023, kondisi peta wilayah adat di Kalteng (menurut data di PB) adalah sebagai berikut:

Tabel 12 : Data Peta Wilayah Adat versi PB AMAN

Nama PD Jumlah

Anggota

Peta Profil

Wilayah Adat

PD AMAN BARITO SELATAN 35 7 14
PD AMAN BARITO TIMUR 56 1 6
PD AMAN BARITO UTARA 50 4 8
PD AMAN GUNUNG MAS 46 9 11
PD AMAN KAPUAS 9 3
PD AMAN KATINGAN 18 3 4
PD AMAN KOTAWARINGIN BARAT 7 4
PD AMAN KOTAWARINGIN TIMUR 18 5
PD AMAN LAMANDAU 15 1 2
PD AMAN MURUNG RAYA 35 7
PD AMAN PALANGKARAYA 20 7
PD AMAN PULANG PISAU 27 4 7
PD AMAN SERUYAN 7 2,

Proses 1

2
Jumlah 343 32 80

Data pada tabel diatas berbeda dengan yang ada di PW, yaitu sebagai berikut :

Tabel 13 : Data Peta Wilayah Adat versi PW AMAN Kalteng

KABUPATEN WILAYAH ADAT LUAS STATUS
Murung Raya 1.       Lebu Tumbang Untu

2.       Lebu Bekanon

Proses Pemetaan

Proses Pemetaan

Gunung Mas 1.       Lewu Tumbang Bahanei

2.       Lewu Tumbang Malahoi

3.       Lewu Tumbang Marikoi

4.       Lewu Tehang

5.       Lewu Karetau Sariyan

6.       Lewu Sekata

7.       Lewu Tumbang Kuayan

8.888,03 Ha

3.435,4 Ha

26.909,55 Ha

5.457,37 Ha

Sertifikasi

Teregistrasi

Proses Pemetaan

Sertifikasi

Proses Pemetaan

Teregistrasi

Barito Utara 1.       Leu Karamuan

2.       Leu Papar Pujung

3.       Leu Nihan Hilir

 

4.       Leu Muara Pari

5.       Lou Payang

19.908,5 Ha

7.929,97 Ha

8.285,88 Ha

 

2.930,88 Ha

6.563,57 Ha

Teregistrasi

Teregistrasi

Proses Pemetaan, Teregistrasi

Teregistrasi

Teregistrasi

Barito Selatan 1.       Tumpuk Bunar

2.       Tumpuk Talekoi

8.400,66 Ha

Teregistrasi

Barito Timur 1.       Tumpuk Janah Jari Proses Pemetaan
Pulang Pisau 1.       Lewu Simpur 5.304,21 Ha Teregistrasi
Kapuas 1.       Lewu Supang Proses Pemetaan
Seruyan 1.       Lewu Sapundu Hantu 9.261,54 Ha Proses Pemetaan
Lamandau 1.       Laman Kinipan

2.       Laman Landau Kantu

3.       Laman Tanjung Beringin

16.169,94 Ha

2.423 Ha

Sertifikasi

Teregistrasi

Kotawaringin Barat 1.       Kubu

2.       Sabuai

3.       Sekayu Darat

326 Ha

Teregistrasi

Perbedaan ini membutuhkan konsolidasi lebih lanjut antara data yang ada di PB dan yang ada di PW.

  • TARGET

Berdasarkan Rakerwil AMAN Kalteng bulan Agustus 2023, dari PD-PD yang hadir menyepakati target pemetaan adalah sebagai berikut :

 Tabel 14 : Target Pemetaan Wilayah Adat Periode 2023 – 2025

No PD Terpetakan Tersosialisasikan
1 Lamandau 8 8
2 Kotim 5 17
3 Kapuas 1 3 8
4 Gunung mas 3 semua
5 Seruyan 3 6
6 Pulang Pisau 4 7
7 Barsel 5 36
8 Kobar 3 11
9 Palangka Raya 1 3
  • PROGRES

Perkembangan sejak bulan Maret 2024 adalah sebagai berikut :

  • Bulan April Komunitas Lewu Tehang meminta bantuan Biro Litbang untuk melakukan konsolidasi kembali Komunitas Tehang yang terpecah-belah oleh konflik internal. Hasilnya adalah komunitas Tehang kembali bersatu dan bersama-sama mempersiapkan diri dalam proses Verifikasi MA , Wilayah Adat dan Hutan adat.
  • Bersama dengan PHD AMAN Gunung Mas dan TIMDU (TIM Terpadu) yang digagas pemerintah, membantu proses pengakuan MHA dan Hutan adat komunitas Gunung Mas yang baru-baru ini telah diakui dengan munculnya SK Bupati Gunung Mas.
  • Bulan Oktober PB memberikan pinjaman 1 unit laptop dan 2 unit GPS untuk UKP3 di PHW.
  • Bulan Oktober membuat WA Grup khusus UKP3 AMAN Kalteng untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi.
  • 2-3 Oktober melaksanakan peningkatan kapasitas staf PHW dalam hal pembuatan peta manual yang menjadi dasar dalam pembuatan digitalisasi peta wilayah adat.
  • 18 – 24 Oktober dilaksanakan ToT Pemetaan Partisipatif Wilayah Adat (PPWA) gelombang pertama. Dilaksanakan di Komunitas Tumbang Malahoi dan Tumbang Langgah. Diikuti oleh :
    1. Pengurus Harian Wilayah AMAN Kalteng : 2 orang
    2. Pengurus Harian Daerah AMAN Gunung Mas : 2 orang
    3. Pengurus Harian Daerah AMAN Kapuas : 2 orang
    4. Pengurus Harian Daerah AMAN Barito Selatan : 2 orang
    5. Pengurus Harian Daerah AMAN Seruyan : 1 orang
    6. Pengurus Harian Daerah AMAN Kotawaringin Timur : 2 orang
    7. Pengurus Harian Daerah AMAN Lamandau : 2 orang
    8. Staf Desa Tumbang Jutuh : 1 orang

Total                                                                                                : 14 orang

Targetan terkait PPWA dipertajam ketika dilaksanakan Rencana Tindak Lanjut (RTL), diantaranya adalah sebagai beriklut :

  1. Pembentukan UKP3 untuk PD peserta pelatihan. Akan diadakan rapat internal antara PW dan PD.
  2. Prioritas Pemetaan : Seruyan (Bangkal dan menyelesaikan proses PPWA Komunitas Datah Hayo), Kotawaringin Timur, Lamandau (Landau Kantu, Tanjung Beringin, Kina, Bakonsu), Barsel, Kapuas, Barito Timur (Haringen), Gunung Mas (Tumbang Langgah).
  3. 21 Oktober, bersama peserta pelatihan ToT PPWA dan PHD Gunung Mas melakukan sosialisasi PPWA di Komunitas Tumbang Langgah.
  4. Bulan November mengirimkan usulan kegiatan UKP3 di tingkat PW dan PD-PD ke PB dalam mekanisme PKBA (Program Kerja Bersama AMAN) 2023. Jumlah pemetaan yang diajukan untuk mendapat pendanaan disesuaikan dengan target hasil Rakerwil 2023.
  5. Bulan Desember malakukan komunikasi tingkat awal terkait pemetaan Wilayah Adat Bangkal. Komunitas akan rapat tingkat kampung untuk memutuskan beberapa hal, termasuk diantaranya terkait pemetaan wilayah adatnya.
  • TANTANGAN

Beberapa tantangan yang dialami selama ini adalah sebagai berikut :

  1. Peralihan kepengurusan , baik di tingkat PW dan PD, kerap tidak meninggalkan data-data dan peralatan pendukung. Pengurus baru sering kali memulai dari nol atau mengandalkan data-data dari pengurus atau staf lama yang masih menyimpan data. Juga dengan melakukan konsolidasi data dengan PB atau langsung ke komunitas.
  2. Kosongnya staf UKP3. Setelah ToT PPWA gelombang pertama, PD dapat didorong untuk mengisi kekosongan tersebut.
  3. Staf UKP3 yang berganti-ganti. Dipikirkan untuk melibatkan jejaring pemetaan lain seperti Simpul atau JKPP. Staf yang sudah dilatih terkait dengan pemetaan “diikat” dengan jaringan mitra tersebut.
  4. Karena berganti-ganti, staf baru pun memiliki dasar pengatahuan yang sangat minim terkait ke-AMAN-an, apalagi jika dikaitkan khusus terkait PPWA.
  5. PPWA sementara ini lebih diutamakan ke arah pengakuan dari pemerintah dan sangat kurang untuk menjadikan PPWA sebagai alat konsolidasi ke dalam komunitas atau dengan komunitas lain. Hal ini menyebabkan ketergantungan pada sesuatu yang dari luar kampung. Sementara yang diluar kampung tersebut , kuasanya dipegang oleh orang lain, bahkan musuh. Contoh kasus adalah Laman Kinipan yang meminta pengakuan kepada Pemda Lamandau. Sementara Pemda Lamandau adalah bagian dari jaringan bisnis perkebunan sawit yang selama ini menjadi musuh Komunitas Laman Kinipan.
  6. Dampak lanjutan dari point no 5 adalah , kegiatan penggalian data sosial atau juga dikenal dengan istilah non-spasial, hanyalah menjadi sekedar dokumen formalitas pendukung peta wilayah adat. Padahal data atau hal-hal non-spasial inilah yang menjadi dasar utama dari peta wilayah adat, bahkan pengakuan dari pemerintah. Data non-spasial lah yang menyelami kesejarahan dalam dan kekuatan mendasar dari kampung. Dari data non-spasial-lah diperoleh kembali kekuatan-kekuatan made-in Termasuk di dalamnya jaringan-jaringan kekuatan spiritual.
  • PENGEMBANGAN EKONOMI KOMUNITAS
    • KONDISI AKTUAL

Ekonomi komunitas yang dimaksud tentu saja lebih ke arah ekonomi yang menyejarah , daripada bentuk aktifitas-aktifitas ekonomi yang datang dari luar kampung. Biro Litbang telah mengumpulkan penanda-penanda di beberapa kampung terkait dampak dari bentuk ekonomi yang berasal dari luar kampung. Secara masif terjadi di sekitar tahun 1970-an ketika perusahaan kayu mulai merangsek masuk. Sejak saat itulah ekonomi kapitalistik mendesak dengan kekuatan besarnya. Bentang alam berubah. Yang lebih penting adalah sudut pandang terkait alam juga berubah. Alam yang awalnya berada pada posisi sejajar sebagai mitra hidup masyarakat adat, perlahan-lahan hanyalah menjadi “potensi ekonomi” penghasil gepokkan uang. Adat dan ritualpun mulai memperhitungkan untung rugi secara materi. Hanya itu yang jadi tolak ukur untuk hampir semua aspek di kampung. Karena itulah AMAN Kalteng sangat berhati-hati dengan segala bentuk aktifitas ekonomi dari luar kampung. Garda terdepannya hari ini berupa perkebunan besar sawit, perusahaan tambang dan perusahaan logging. Beberapa wacana sering kami dengar adalah “kita harus menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman”. Untuk kami , hal tersebut lebih berupa “kita kalah oleh jaman”.  AMAN Kalteng menolak hal ini. Tidak mau kalah bahkan sejak dalam pikiran. Tetap percaya, ada bentuk-bentuk aktifitas ekonomi yang mendasarkan dirinya pada aliran-aliran energi asli kampung. Alih-alih hanya jadi pelaku ekonomi yang sebenarnya adalah zombi-zombi ekonomi.

Beberapa kegiatan sudah diadakan, dengan hasil yang dapat dikatakan mengecewakan. Akan menjadi salah jika hanya terus menjadi kekecewaan. Yang baik adalah mengevaluasi, refleksi, menganalisas mengapa hal tersebut terjadi.

Selain hal mendasar di atas, ditemui beberapa hal yang menjadi temuan antara lain sebagai berikut:

  1. Dana yang masuk tidak diiringi oleh bentuk kontrol dari komunitas yang bersangkutan. Akhirnya malah menjadi gunjingan antar warga karena hanya menjadi usaha keluarga.
  2. Dana langsung masuk ke komunitas, tanpa ada bentuk kontrol dari PHW dan PHD yang bersangkutan. Sementara PB yang berada jauh di Jakarta sana tentu akan sangat kesulitan untuk melakukan kontrol.
  3. Potensi ekonomi asli kampung masih terserak. Namun juga tidak diimbangi dengan adanya mentalitas bisnis, pengetahuan dan keterampilan terkait kewirausahaan.

Sampai hari ini, aktifitas ekonomi komunitas yang masih eksis dan terdata ada di Perempuan AMAN Komunitas Haringen, Barito Timur. Kegiatan berupa bercocok tanam dan anyam-anyaman.

  • TARGET

Berdasarkan Rakerwil 2023 yang lalu, diperoleh target pendirian BUMMA (Badan Usaha Milik Masyarakat Adat) adalah sebagai berikut :

Tabel 15 : Target Pendirian BUMMA Periode 2023 – 2027

No PD Pendirian Tersosialisasikan
1 Lamandau 1 16
2 Kotim 2 10
3 Kapuas 1 2 4
4 Gunung mas 1 4
5 Seruyan 1 3
6 Pulang Pisau 2 5
7 Barsel 1 10
8 Kobar 1 3
9 Palangka Raya 2 4
  •  PROGRES

Berdasar hal pada bagian 3.3.1. , dipandang perlu untuk mengadakan sebuah pertemuan untuk menyikapinya. Sebelum melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menjadi target kerja.  Dalam skema pendanaan MKBA , PHW AMAN KALTENG ada mengusulkan kegiatan ToT Kader Ekonomi yang diharapkan agar peserta mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dasar memulai kegiatan usaha:

  1. Riset potensi ekonomi kampung
  2. Riset pasar
  3. Bussines Plan
  4. Dasar pengelolaan keuangan
  5. Mentalitas pengusaha

Tentu saja akan didahului oleh sebuah diskusi mendalam terkait perubahan-perubahan menyejarah aktifitas ekonomi kampung.

Juga telah dilakukan diskusi dengan PB. Diungkapkan bahwa PB lebih memfokuskan pada BUMMA yang telah berdiri atau melakukan aktifitas dari pada melakukan sosialisasi. Hal ini berbasi pada pengalaman yang telah terjadi di masa-masa lampau. Pelatihan dan sosialisasi tak menghasilkan dampak yang signifikan. Walaupun PHW AMAN KALTENG berargumen bahwa pengalaman kerja itu sangat kontekstual. Dalam arti sebuah pengalaman dijadikan patokan sikap untuk konteks yang lain. PB menjanjikan akan dilakukan pembicaraan-pembicaaan lebih lanjut terkait hal ini.

Semoga pembicaraan dapat menghasilkan kerja. PD-PD di Kalteng sangat sering mengeluhkan masalah tidak adanya pendanaan untuk melaksanakan kerja-kerjanya. Disaat yang sama mereka mengungkapkan keinginan untuk mencoba laksanakan kegiatan ekonomi yang dapat membantu pendanaan tersebut. Tentu saja harus dilakukan dengan sangat berhati-hati dan memperhatikan pengalaman yang telah terjadi tersebut di atas.

  • SEKOLAH ADAT
    • KONDISI AKTUAL

Telah berdiri 5 sekolah adat di Kalteng yaitu :

  1. Sekolah Adat Neya di Pangkalanbun
  2. Sekolah Adat Basangiang di Pangkalanbun
  3. Sekolah Adat di Tumbang Malahoi
  4. Sekolah Adat Katimakng Sulur Laja di Kinipan
  5. Sekolah Adat Kelungkung Jari Janang di Tamiyang Layang
  • TARGET

Berdasarkan Rakerwil 2023 yang lalu, disepakati targetan dibawah ini.

 Tabel 16 : Target Pendirian Sekolah Adat Periode 2023 – 2027

No PD Pendirian Tersosialisasikan
1 Lamandau 1 2
2 Kotim 2 10
3 Kapuas 2 4
4 Gunung mas 2 5
5 Seruyan 1 3
6 Pulang Pisau 3 6
7 Barsel 1 10
8 Kobar 3 3
9 Palangka Raya 2 4
  • PROGRES

Pada bulan Juli telah diadakan Sosialisasi Pendidikan Adat di Palangka Raya. Diikuti oleh perwakilan PD. Yang menjadi fasilitator adalah Bagian Budaya dari PB. Peserta sangat antusias. Dibuktikan dengan dilaksanakannya sosialisasi dan inisiasi pendirian sekolah adat.

PD Kapuas pada 17 Oktober yang lalu telah membuat sebuah Panitia Sekolah Adat yang bertujuan untuk mendirikan Sekolah Adat.

Demikian juga pada 11 November, Perempuan AMAN Barito Timur mendirikan Sekolah Adat Dayak Nan Sarunai di Komunitas Pulau Patai.

PHD Kotawaringin Timur pada Bulan Agustus telah melakukan sosialisasi tentang sekolah adat di Komunitas Batuah.

  • TANTANGAN

Tantangan yang sering diungkapkan oleh penggerak Sekolah Adat adalah :

  1. Kecuali Sekolah Adat Basangiang yang memiliki unit usaha kerajinan, yang lain masih sangat bergantung pada pendanaan dari luar.
  2. Guru yang minim
  3. Murid yang tidak jelas.
  4. Kurikulum yang belum tersusun baik
  5. Jumlah penggerak yang sedikit.

Semua tantangan di atas masih belum didalami lebih lanjut. Masih berupa obrolan-obrolan di WAG saja. Karena memang Pendidikan / Sekolah Adat adalah hal yang sangat baru untuk AMAN Kalteng.

  • PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
    • KONDISI AKTUAL

Dalam konteks AMAN, keliatannya baru AMAN Kalteng yang miliki Bagian Litbang di kepengurusannya. Argumen terkait hal ini ada dituliskan di bagian awal laporan ini. Hal yang sudah dilakukan selama ini adalah :

  1. Penggalian sejarah kampung dan konsolidasi komunitas berbasis ruang hidup di DAS Seruyan Hulu, Kabupaten Seruyan
  2. Penggalian sejarah kampung dan konsolidasi komunitas berbasis ruang hidup di DAS Samba bagian hulu, Kabupaten Katingan
  3. Penggalian sejarah kampung dan konsolidasi komunitas berbasis ruang hidup di DAS Batang Kawa, Kabupaten Lamandau. Kinipan adalah salah satu dari 9 kampung di DAS ini.

PHW AMAN KALTENG juga mengelola Rombongan Belajar Kalimantan Tengah. Berisi orang dengan berbagai latar belakang seperti :

  1. pemuda-pemudi yang berkuliah di Palangka Raya dan selama ini aktif dalam membela kasus Kinipan.
  2. Staf NGO-NGO yang ada di Palangka Raya.
  3. Akademisi dan dosen
  4. Peneliti
  5. Aktifis Buruh
  6. Karyawan Swasta.
  7. Staf PH W
  8. Orang biasa

Sangat diusahakan untuk setiap minggu diadakan pertemuan secara online dan offline.  Mendiskusikan hal-hal yang disepakati bersama sebelumnya. Umumnya terkait masalah-masalah sosial dan pengalaman pribadi di bidangnya masing-masing. Terdapat 31 individu yang sejauh ini telah bergabung. Sejak Maret sampai sekarang telah dilaksanakan 22 kali diskusi.

  • RENCANA KERJA

Akan terus melakukan kerja-kerja riset aksi serta melakukan kajian-kajian tentang sistem pengetahuan dan kearifan tradisional Masyarakat Adat. Juga menyebarkan semangat dan aktifitas ini ke PD-PD bahkan sampai tingkat komunitas.

Salah satu yang menjadi kerja prioritas adalah melakukan konsolidasi Masyarakat Adat Maanyan di DAS Barito yang selama ini masih jarang tersentuh oleh gerakan AMAN. Sementara itu keterpecahan di sana relatif lebih dalam dan kompleks. Ditimpuki oleh investasi besar-besaran pertambangan batu bara.  Menjadi tantangan tersendiri mencoba “masuk”. Melewati diskusi yang panjang dan dalam, salah satu cara masuk tersebut adalah Penterjemahan buku Pangunraun ke dalam Bahasa Indonesia. Bahasa Pangunraun adalah bahasa tua suku Dayak Maanyan, salah satu suku dengan jumlah jiwa terbanyak di Kalimantan Tengah. Bahasa ini digunakan dalam ritual-ritual adat. Nyaris punah.

  • KEGIATAN

Sejak bulan Januari 2024 lalu Biro Penelitian dan Pengembangan PW AMAN Kalimantan Tengah aktif melaksanakan kegiatan-kegiatan program kerja organisasi seperti :

  • Memfasilitasi Pemetaan Partisipatif Wilayah Adat di Komunitas Bangkal, Penyang, Tanah Putih, Sebabi, Marawan Baru dan Tumbang Langgah.
  • Pertemuan Balian Kalimantan Tengah
  • Ekshibisi Public Healing Balian Kalimantan Tengah