Terkikisnya Adat dan Budaya Seiring Perkembangan Zaman Di Desa Patung Kabupaten Barito Timur
Di tengah perkembangan zaman yang pesat, Desa Patung di Kabupaten Barito Timur menghadapi tantangan signifikan terkait pelestarian adat dan budaya. Masuknya teknologi, khususnya internet, membawa dampak positif dan negatif yang mempengaruhi kehidupan masyarakat desa.
Masuknya teknologi kedaerah tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Berbagai manfaat telah dirasakan terutamanya akses informasi Pendidikan dan Kesehatan mudah didapatkan. Namun, meskipun manfaat ini ada, tantangan dalam mempertahankan adat dan budaya tetap menjadi perhatian utama seiring dengan perkembangan zaman yang cepat.
Masuknya tekologi juga memberikan dampak negatif, terutama dalam pengikisan budaya lokal. masyarakat adat kini terpapar budaya asing melalui media sosial dan internet, yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai lokal, sehingga mengancam identitas budaya asli mereka.
Generasi muda lebih tertarik pada budaya global, mengabaikan tradisi nenek moyang, yang berpotensi menurunkan minat terhadap adat istiadat lokal. Ketergantungan pada perangkat digital juga mengurangi keterampilan tradisional masyarakat adat didaera desa patung.
“Tentu saja perkembangan zaman bukan menjadi alasan untuk menghilangkan tradisi yang ada di daerah adat masing – masing. Kebiasan yang sudah turun temurun tentu saja harus terus dilestarikan dan diajarkan kepada generasi selanjutnya” ungkap Dida Pramida (pemudi asli desa Patung).
Tradisi Ipaket/Isagur adalah salah satu upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Ma’anyan di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah. Tradisi ini juga menjadi salah satu yang hampir hilang di kalangan masyarakat adat didesa patung.
Tradisi Ipaket atau Isagur yang dilakukan oleh masyarakat Barito Timur pada musim panen merupakan sebuah ritual yang penuh makna dan simbolis. Ritual ini dilaksanakan sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan dan leluhur atas hasil panen yang berlimpah.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat mengadakan doa bersama dan menyajikan berbagai makanan tradisional, seperti ketan, buah-buahan, dan tuak, sebagai persembahan. Selain itu, mereka juga melakukan permainan tradisional dan pertunjukan seni untuk merayakan keberhasilan panen. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga, tetapi juga sebagai upaya pelestarian budaya lokal yang semakin terancam oleh modernisasi. Dengan melibatkan generasi muda dalam setiap kegiatan, masyarakat berharap agar nilai-nilai budaya dan adat istiadat ini dapat terus diwariskan dan dijaga keberlangsungannya di masa depan
Dida Pramida/Jurnalis Masyarakat Adat dari Barito Timur, Kalimantan Tengah
***