Pelatihan GIS Di Kalimantan Tengah: Tingkatkan Kemampuan Masyarakat Adat
Palangka Raya – Pelatihan GIS (Geographic Information System) yang digelar oleh Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (PW AMAN) Kalimantan Tengah di Aula Pertemuan Hotel Putra Kahayan, berlangsung sukses dan penuh antusias, pada Senin-Rabu, 9-11/12/2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan teknis masyarakat adat dalam memetakan wilayah adat secara partisipatif, sebagai bagian dari upaya advokasi hak-hak masyarakat adat.
Peserta pelatihan yang terdiri dari 11 (sebelas) orang perwakilan pengurus daerah AMAN, mendapatkan pengalaman berharga dalam memanfaatkan aplikasi GIS seperti ArcMap. Pelatihan ini dianggap sebagai kelanjutan dari program Percepatan Partisipatif Wilayah Adat (PPWA), yang sebelumnya fokus pada pelatihan teknis dasar seperti membaca GPS dan membuat peta manual.
Pengembangan Kapasitas dan Konsolidasi
Irkham, fasilitator dari Pengurus Besar AMAN, menilai pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas anggota AMAN.
“Antusiasme peserta sangat tinggi. Mereka adalah anak-anak adat yang dikirim untuk belajar dan memahami lebih dalam soal pemetaan wilayah adat,” ujarnya.
Kepala Biro Litbang PW AMAN, Alvianus Genesius Rinting Siten, menjelaskan bahwa pelatihan ini bukan hanya soal teknis, tetapi juga soal membangun konsolidasi di antara komunitas adat.
“Peta yang baik menjadi alat penting untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat adat di kampung,” jelasnya.
Tampak depan, para peserta sedang mengikuti pelatihan GIS di Aula Pertemuan Hotel Putra Kahayan, pada Senin-Rabu, 9-11/12/2024 | Dokumentasi AMAN
Kesan dan Harapan Peserta
Peserta pelatihan mengaku mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan ini. Elda Lista, perwakilan dari Pulang Pisau, menyebutkan bahwa ia tidak hanya mendapatkan ilmu baru tentang GIS, tetapi juga pengalaman berharga seperti pembuatan peta digital dan jaringan pertemanan baru.
“Semoga pelatihan seperti ini bisa sering diadakan agar semakin banyak anggota AMAN yang memahami pentingnya pemetaan wilayah adat,” harap Elda
Sementara itu, Peresto dari Barito Selatan menyampaikan bahwa pelatihan ini memberikan wawasan baru dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk memperjuangkan hak-hak adat.
“Harapan kami, kader-kader muda bisa terus dikaderisasi untuk melanjutkan perjuangan ini,” ujarnya.
Ketua PHW AMAN Kalteng, Ferdi Kurnianto, menegaskan bahwa pelatihan ini adalah langkah awal dari perjuangan panjang.
“GIS adalah alat penting untuk memperkuat pengakuan hak-hak masyarakat adat secara hukum. Harapan kami, peserta dapat memanfaatkan ilmu ini untuk mendukung advokasi wilayah adat di daerah masing-masing,” tuturnya.
Tampak belakang, para peserta sedang mengikuti pelatihan GIS di Aula Pertemuan Hotel Putra Kahayan, pada Senin-Rabu, 9-11/12/2024 | Dokumentasi AMAN
Meski hanya berlangsung 3 (tiga) hari, pelatihan ini dinilai memberikan dampak signifikan. Semua peserta sepakat bahwa kemampuan teknis yang mereka dapatkan harus terus diasah agar benar-benar menjadi alat perjuangan yang efektif.
Dengan semangat dan komitmen tinggi dari peserta, PW AMAN Kalteng berharap pelatihan seperti ini dapat terus dilakukan untuk memperkuat gerakan masyarakat adat di seluruh Kalimantan Tengah. Pelatihan GIS ini bukan sekadar transfer ilmu, melainkan upaya kolektif untuk menjaga dan melindungi hak-hak adat yang menjadi warisan leluhur.
DuaEnam/AMANKalteng
***